by Lala Larasati on Monday, 5 December 2011 at 23:27 ·
Aku berdiri pada pijakan yang t'lah lapuk...
Bertahan dalam sinar kasih yang mulai meredup...
Mereka tau,
Semua tau,
Aku merapuh karena hati yang mencinta...
Aku merana karena batin yang terluka...
Hingga bumi pun menangis untukku,
hingga mentari pun enggan menyambut sang pagi...
Namun sang angin tetap saja angkuh,
kejam...
terus pergi tanpa belas kasih,
terus berlalu tanpa rasa iba...
Dia tinggalkan asa yang terangkai,
Dia biarkan rasa yang terkulai...
Dia acuhkan, hingga menjadi puing-puing kesakitan...
Lalu, Air mata pun tiada lagi berarti...
Seakan t'lah dibutakan ,
Ia tak lagi peduli...
Dan raga ini masih disini,
terdiam dalam perih,
terkoyak dalam pedih...
Masih Sendiri,
tertikam sunyi berselimutkan sepi...
terbelenggu pilu berbalut rindu..
Dan akan tetap disini,
Meski tau 'sang angin' takkan mungkin kembali...
[mon, 5th-Dec-2011 , 11:33pm]
Bertahan dalam sinar kasih yang mulai meredup...
Mereka tau,
Semua tau,
Aku merapuh karena hati yang mencinta...
Aku merana karena batin yang terluka...
Hingga bumi pun menangis untukku,
hingga mentari pun enggan menyambut sang pagi...
Namun sang angin tetap saja angkuh,
kejam...
terus pergi tanpa belas kasih,
terus berlalu tanpa rasa iba...
Dia tinggalkan asa yang terangkai,
Dia biarkan rasa yang terkulai...
Dia acuhkan, hingga menjadi puing-puing kesakitan...
Lalu, Air mata pun tiada lagi berarti...
Seakan t'lah dibutakan ,
Ia tak lagi peduli...
Dan raga ini masih disini,
terdiam dalam perih,
terkoyak dalam pedih...
Masih Sendiri,
tertikam sunyi berselimutkan sepi...
terbelenggu pilu berbalut rindu..
Dan akan tetap disini,
Meski tau 'sang angin' takkan mungkin kembali...
[mon, 5th-Dec-2011 , 11:33pm]
0 komentar:
Posting Komentar