Minggu, 22 Juli 2012

angin tanpa mata



Aku kehilangan puisiku,
bait-baitku,
dan sajak-sajakku.

Tak terlupa,
tapi juga tak terkenang.
Sulit.

Tidak,
ini bukan aku.
Dua bukan inginku.
Tiga apalagi.

Semua entah dimana.
Semakin tak berirama.
Tak ada yang pasti.

Kiri atau kanan,
semua membingungkan.
Tak ada petunjuk,
tak ada mata angin.

Semua kosong,
hilang,
entah kemana.
Mereka mengutuk.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites